Mengeksplorasi Momentum dan Prospek Investasi Harga Bitcoin (BTC) di 2024

1 satoshi dan 1 bitcoin, berapa kalau di convert ke IDR (Indonesian rupiah) ya?

Mata uang kripto baru memang tidak hentinya bermunculan tiap tahun, tapi Bitcoin tetap masih menjadi jawara pasar kripto di mata orang-orang.

Sebagai mata uang kripto pertama dan juga mata uang kripto yang seringkali dianggap sebagai ‘emas’ di dunia kripto, performa Bitcoin memang selalu menjadi sorotan banyak orang—baik berita baik maupun buruk.

Untungnya, beberapa peristiwa di awal tahun 2024 ini membawa banyak berita baik untuk Bitcoin yang berhasil memperkuat posisinya di pasar.

Apakah saja peristiwa-peristiwa tersebut, dan seperti apakah strategi investasi yang perlu diimplementasikan berdasarkan kondisi saat ini dan yang akan datang di tahun ini?

Berikut penjelasannya.

Update Kondisi Pasar dan Peristiwa Penting Bitcoin 2024

Hembusan angin baru memang sangat terasa untuk para pemilik Bitcoin di tahun 2024 ini, dengan banyaknya perubahan kebijakan dan perkembangan di dunia kripto yang cukup berdampak pada harga Bitcoin saat ini.

Per 13 Maret 2024, harga Bitcoin sudah mengalami kenaikan harga hingga 65,40% dalam satu tahun dan harga 1 BTC bahkan mencetak rekor baru ke $73,097.77; angka tertingginya sejak tahun 2021—era yang dikenal sebagai masa kejayaan kripto. 

Grafik harga bit koin selama 14 Maret 2020 hingga 14 Maret 2024

Keberhasilan ini memang patut dirayakan, tetapi apakah performa cemerlang Bitcoin ini akan terus bertahan hingga akhir tahun 2024?

Walau tidak ada yang bisa sepenuhnya memprediksi kemana arah harga Bitcoin akan menuju kedepannya, informasi mengenai peristiwa penting Bitcoin di tahun 2024 ini dapat membantu Anda sebagai investor dalam menentukan langkah tepat selanjutnya.

Bitcoin ETF Spot

Tak dapat dipungkiri bahwa peningkatan signifikan harga Bitcoin saat ini salah satunya dipengaruhi oleh keputusan Security Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat untuk mengesahkan pembentukan produk Bitcoin ETF spot.

Keberadaan regulasi baru ini semakin mempermudah akses jual-beli aset Bitcoin—yang selama ini hanya bisa dibeli via platform jual-beli cryptocurrency seperti Binance dan Bybit—dan hal ini turut mendorong kenaikan harga Bitcoin secara menyeluruh karena peningkatan permintaan akan mata uang kripto satu ini.

Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah Bitcoin ETF spot akan lebih laku daripada Bitcoin ETF futures.

Namun, sejauh ini, animo terhadap Bitcoin ETF spot memang jauh lebih tinggi dibandingkan Bitcoin ETF futures, sebagaimana yang bisa dilihat pada data Google Trends berikut yang menunjukkan frekuensi pencarian “bitcoin futures” dan “bitcoin spot” selama 2020 hingga 2024.

Grafik perbedaan frekuensi pencarian “bitcoin futures” dan “bitcoin spot” selama 2020 hingga 2024

Per Maret 2024 ini, sudah ada 10 Bitcoin ETF spot yang tersedia di pasar, yakni:

  1. Franklin Templeton Digital Holdings Trust (EZBC)
  2. Bitwise Bitcoin ETF (BITB)
  3. VanEck Bitcoin Trust (HODL)
  4. Ark 21Shares Bitcoin ETF (ARKB)
  5. iShares Bitcoin Trust (IBIT)
  6. Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC)
  7. WisdomTree Bitcoin Fund (BTCW)
  8. Invesco Galaxy Bitcoin ETF (BTCO)
  9. Valkyrie Bitcoin Fund (BRRR)
  10. Grayscale Bitcoin Trust (GBTC).

Arus masuk dana bersih pada ETF Bitcoin spot telah berhasil mencapai 1 miliar dolar dalam hitungan beberapa bulan.

Berdasarkan informasi tersebut, para pengamat ternama dari JPMSecurities dan JP Morgan sepakat bahwa arus dana bersih baru yang akan masuk ETF Bitcoin spot akan terus meningkat hingga 62-220 miliar dalam 2-3 tahun, yang akan membantu meningkatkan kapitalisasi pasar Bitcoin hingga 25 kali lipat dari sekarang.

Halving Bitcoin Keempat

Rilisnya jenis ETF Bitcoin baru bukan satu-satunya peristiwa penting yang dapat berdampak pada harga Bitcoin.

Halving Bitcoin keempat juga sudah menanti di depan mata dan diprediksikan akan terjadi di bulan April 2024. 

Sebagaimana yang diketahui oleh para pemilik Bitcoin, total peredaran jumlah Bitcoin di pasar sudah ditentukan sejak pertama kali rilisnya cryptocurrency ini, yakni sebesar 21 juta koin.

Namun, permintaan pasar yang kian terus bertambah tentunya akan semakin membuat tipisnya jumlah Bitcoin yang beredar, dan untuk mengantisipasi hal tersebut, mekanisme yang disebut dengan halving Bitcoin diimplementasikan. 

Singkatnya, halving Bitcoin adalah proses pengurangan reward yang diberikan untuk penambangan Bitcoin baru hingga setengah dari jumlah sebelumnya.

Halving Bitcoin terakhir dilakukan di tahun 2020 dan membuat jumlah Bitcoin baru semakin sedikit, yang tentunya menyebabkan harga Bitcoin yang sudah beredar di pasar untuk terus naik seiring dengan meningkatnya permintaan.

Halving Bitcoin pertama terjadi pada tanggal 28 November 2012 dan tidak banyak memberikan dampak pada harga Bitcoin, karena peredaran cryptocurrency tersebut masih sangat minim.

Jumlah reward Bitcoin yang didapatkan berkurang dari 50 BTC untuk setiap transaksi yang ditambang ke 25 BTC.

Sebagaimana dilansir dari data CoinMarketCap, halving kedua Bitcoin terjadi pada tanggal 9 Juli 2016 dan pada tahun tersebut, harga Bitcoin naik signifikan dari $650,96 di tanggal 9 Juli ke $963,74 di tanggal 31 Desember 2016. Pada masa ini, jumlah reward Bitcoin menurun ke 12,5 BTC. 

Pada halving Bitcoin ketiga, nilai reward Bitcoin turun ke 6,25 BTC. Pada saat peristiwa tersebut terjadi di tanggal 11 Mei 2020 harga Bitcoin mencapai $8.601,80.

Menariknya, pada akhir tahun 2020, meskipun pada saat itu dunia sedang terdampak oleh pandemi COVID-19, Bitcoin berhasil tutup tahun dengan harga $29.001,72. 

Dari data-data di atas, walau tentunya ada beberapa alasan yang mungkin berkontribusi terhadap kenaikan signifikan nilai Bitcoin pada setiap masa halving, tak dapat dipungkiri bahwa harga Bitcoin cenderung naik signifikan setiap kali halving.

Mengingat halving keempat akan tiba di bulan April mendatang, beberapa pengamat seperti Rob Nelson and Austin Arnold juga menyatakan bahwa tinggi kemungkinan bahwa hal yang sama akan terjadi pula pada halving Bitcoin keempat. 

Meningkatnya Use Case Bitcoin

Selama ini, Bitcoin lebih dikenal sebagai cryptocurrency yang memiliki nilai tinggi namun tidak banyak penggunaan nyata dibandingkan saingannya, Ethereum.

Namun, beberapa perkembangan blockchain di tahun 2023 dan di tahun ini, akan membantu memperluas use case Bitcoin, termasuk membuatnya menjadi blockchain yang dapat menyokong NFT—yang selama ini lebih banyak bergantung pada cryptocurrency berbasis smart contracts seperti Solana dan Ethereum. 

NFT berbasis Bitcoin menjadi lebih mudah dibuat berkat pengembangan platform Ordinal, yang menciptakan Bitcoin NFT dengan menyematkan data seperti gambar, video, dan lainnya ke satu satoshi pada rantai blok Bitcoin dasar.

Sebenarnya, Ordinal bukanlah platform NFT Bitcoin pertama, namun, berbeda dengan pendahulunya, NFT yang dibuat dengan Ordinal tidak terletak pada lapisan terpisah dari Bitcoin, melainkan menggunakan menggunakan sistem yang memberikan nomor unik kepada setiap satoshi Bitcoin. Maka dari itu, ordinal NFT sepenuhnya berasal dari Bitcoin.

Kunci inovasi Bitcoin lainnya juga terletak pada pengembangan layer-2 (L2), yang dipelopori oleh protokol-protokol seperti Lightning Network, Liquid Network, dan Root Stock.

L2 dapat menjadi kesempatan bagi Bitcoin untuk lebih digunakan secara luas karena dapat membantu mempercepat transaksi pada blockchain Bitcoin dan juga mengurangi biaya transaksinya. 

Memahami Dinamika Pasar Bitcoin: Langkah-langkah Terbaik untuk Investasi di Tahun 2024

Bitcoin (BTC) saat ini sedang berada di posisi harga all-time high, namun sampai kapan kondisi akan bertahan?

Tidak ada yang pasti di dunia investasi, tetapi beberapa perkembangan BTC yang sedang dan akan terjadi di tahun 2024 ini tentunya akan mempengaruhi langkah investasi yang diambil Anda. 

Berikut kami sajikan beberapa wawasan umum seputar investasi BTC dan beberapa informasi yang dapat membantu Anda membuat keputusan yang sesuai dengan strategi investasi crypto Anda.

Buy and Hold (HODL) 

Para investor yang selama ini tetap HODL Bitcoin (BTC) tentunya sedang meraup keuntungan besar—permasalahannya, apakah tetap HODL saja atau jual mumpun sedang naik? Walau keputusan ini kembali ke target investasi Anda, beberapa analis crypto memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai hal ini.

Benjamin Cowen, salah satu analis Bitcoin (BTC) ternama, baru-baru ini merilis video yang membahas secara mendalam mengenai HODL waves, yakni grafik yang menunjukkan umur suatu aset BTC berdasarkan data blockchain.

Umur ini ditentukan dari tanggal pembelian aset Bitcoin (BTC) oleh suatu investor. Dalam video tersebut, Cowen menemukan bahwa kebanyakan investor jangka panjang—atau HODLers—biasanya tidak akan menjual aset Bitcoin (BTC) mereka selama minimal 6 bulan dan baru akan menjual asetnya ketika harga Bitcoin (BTC) mencetak all-time high

Sambil menunggu momentum tersebut, biasanya HODLers justru akan menggunakan dollar-cost averaging (DCA) untuk menambah jumlah aset Bitcoin (BTC) mereka saat harga turun atau stagnan. Apakah berarti Anda perlu melakukan hal yang sama?

Tentu hal tersebut kembali ke pertimbangan Anda. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa setiap siklus kenaikan harga Bitcoin (BTC) biasanya diiringi dengan penurunan harga signifikan.

Jika Anda memang ingin meraup keuntungan saat ini, tak ada salahnya menjual aset Anda—lalu beli lagi Bitcoin (BTC) ketika harganya menurun.

Dollar-Cost Averaging (DCA)

Apakah DCA masih menjadi strategi investasi Bitcoin (BTC) yang pas untuk tahun 2024? Beberapa pengamat crypto memiliki perspektif yang berbeda-beda.

Analis InvestAnswers mendukung insight dari The Rational Root yang baru-baru ini merilis foto grafik yang menunjukkan bahwa tinggi kemungkinan bahwa Bitcoin (BTC) masih akan mengalami kelonjakan harga drastis dalam beberapa bulan kedepan jika menilik dari data historis Bitcoin (BTC) setiap empat tahun sekali, sebagaimana tergambar dalam grafik di bawah ini.

2013, 2017, 2020 all-time high data with comparison to realized price

Setelah all-time high terjadi di tahun 2013, 2017, dan 2020, Bitcoin (BTC) mengalami stagnasi harga jangka pendek (kurang lebih 3-4 bulan) yang kemudian disusul oleh kenaikan drastis. Hal ini tentunya membuat DCA salah satu strategi yang diuntungkan dengan keberadaan pola ini.

Investor crypto hanya perlu memasukkan dana secara rutin pada periode stagnasi jangka pendek, dan akan dapat meraup keuntungan tambahan dari selisih harga beli dan jual saat Bitcoin (BTC) melejit kembali di tahun yang sama.

Arbitrage

Arbitrage memang cukup kompleks untuk Bitcoin (BTC), mengingat tidak seperti Ethereum, tidak banyak token crypto yang dibuat di blockchain Bitcoin (BTC).

Maka dari itu, arbitrage yang bisa digunakan adalah yang berbasis platform, dengan mengambil selisih harga jual dan beli di beberapa platform jual-beli crypto, seperti Binance dan Coinbase, secara sekaligus. 

Hal ini sebenarnya masih memungkinkan mengingat pergerakan harga Bitcoin (BTC) cenderung lebih naik-turun dibandingkan Ethereum, sehingga kesempatan untuk melakukan arbitrage masih ada asalkan momentumnya tepat.

Selain itu, mengingat status Bitcoin (BTC) sebagai aset andalan banyak pengguna untuk kebutuhan transaksi, masih tersedia pula kesempatan untuk melakukan triangular arbitrage, yakni mengambil keuntungan dari selisih harga antara tiga pasangan trading yang melibatkan Bitcoin, seperti misalnya BTC/BNB → BNB/ADA → ADA/BTC.

Seperti dinyatakan oleh analis independen Mihai_Iacob di TradingView, ada beberapa crypto yang berbanding lurus performanya dengan BTC, seperti contohnya Ethereum.

Trading

BTC, meskipun terhitung sebagai blue-chip crypto, cenderung memiliki volatilitas tinggi pada saat-saat tertentu yang dapat memberikan kesempatan bagi investor untuk meraup keuntungan pada jangka pendek.

Trading crypto memang lebih membutuhkan kejelian dibandingkan dengan investasi jangka panjang, tetapi bagi investor berpengalaman, trading Bitcoin bisa menjadi cara yang menarik untuk menghasilkan keuntungan.

BTC memang sudah sempat mencapai all-time high di 14 Maret 2024 lalu, dan sejak tanggal tersebut sempat mengalami penurunan jangka pendek hingga 6.53% ke harga $68.323,00 pada tanggal 17 Maret 2024.

Penurunan tersebut cukup signifikan dan trader crypto yang ahli mungkin bisa meraup keuntungan dengan selisih harga dalam tiga hari tersebut. Pada akhirnya, kembali lagi ke Anda, jika memang Anda memiliki waktu untuk memonitor kondisi pasar sehari-hari, trading BTC masih menjadi strategi investasi yang bisa diandalkan di tahun 2024 ini.

Menentukan strategi investasi yang tepat memang membutuhkan banyak pertimbangan matang, baik dari segi tujuan investasi maupun kondisi real-time aset.

Baik investor jangka panjang maupun pendek harus mempertimbangkan banyak faktor sebelum mengambil keputusan terhadap asetnya, terutama dalam hal Bitcoin yang memiliki nilai aset yang tinggi dan biaya transaksi yang signifikan untuk membeli atau menjualnya. 

Informasi-informasi yang disajikan di atas dimaksudkan sebagai sarana bagi investor untuk membantu mengambil keputusan; mohon tidak ditelan bulat-bulat sebagai saran investasi. Selamat berinvestasi!

Berencana untuk registrasi di platform jual-beli crypto baru seperti Kucoin dan Bybit? Cek penawaran di bawah dan dapatkan bonus untuk transaksi pertama Anda:

PERTUKARAN KRIPTO TERBAIK DI INDONESIA

Binance 4.9

(Salah satu platform jual-beli kripto terunggul)

0,10%-4,5%

(Berdasarkan metode pembayaran)

Tidak ada promo saat ini Mulai Trading

(Kode promosi:KLTH9WES)

Kucoin 4.7 

(Platform trading kripto mapan dan bisa diandalkan)

0,10%

(Berdasarkan koin tertentu)

Dapatkan bonus $500

(Pengguna baru mendapatkan promo setelah mendaftar

Mulai Trading

(Kode promosi:QBSTS25N)

BingX 4.1

(Terbaik untuk trading kripto)

0,10%

(Untuk mata uang kripto)

Dapatkan 30 USDT

(Saat Anda daftar)

Mulai Trading

(Kode promosi:UYGCQS)

Bybit 4

(Platform jual-beli derivatif kripto yang populer dengan biaya perdagangan yang relatif rendah)

0,1%-0,3%

(Berdasarkan model maker-taker)

Dapatkan bonus 50 USDT

(Setelah deposit pertama Anda)

Mulai Trading

(Kode promosi:I9D8D7D)

eToro 3.9

(Terbaik untuk jual-beli kripto)

1%

(Untuk mata uang kripto)

Dapatkan bonus $10

(Saat Anda membeli aset kripto senilai $100)

Mulai Trading

(Kode promosi:3SpIoPK)

MEXC 3.8 

(Platform trading kripto yang solid dan terpercaya)

0,00%

(Berbeda-beda berdasarkan jenis transaksi; biaya lain mungkin berlaku)

Dapatkan bonus 1.000 USDT

(Ketika daftar syarat dan ketentuan berlaku))

Mulai Trading

(Kode promosi:mexc-DIG892D)

Huobi 3.8 

(Salah satu platform trading kripto terbaik)

0,20%

(Bergantung pada volume perdagangan bulanan untuk setiap pengguna)

Dapatkan $700 + 90.000 SHIB

(Daftar dan dapatkan secara gratis

Mulai Trading

(Kode promosi:zefn8223)

FAQ Harga Bit Koin

Berapa harga 1 Bitcoin saat ini?

Harga 1 Bitcoin berubah setiap saat, namun data terakhir yang tersedia, di tanggal 17 Maret 2024, menunjukkan bahwa 1 BTC senilai dengan $68.263,00.

0,01 BTC berapa?

0,01 BTC, jika merujuk pada harga Bitcoin per tanggal 17 Maret 2024, kurang lebih memiliki nilai sebesar $682,63.

Berapa harga Bitcoin pertama kali keluar?

Ketika pertama kali dirilis ke publik, 1 BTC dijual di harga $0,09 – atau kurang dari $1. Sekarang, harganya sudah naik kurang lebih 750ribu persen dari harga awalnya.

1 Bitcoin jika dirupiahkan berapa?

BTC biasanya diperjualbelikan dalam Dolar Amerika Serikat, sehingga jika 1 BTC dirupiahkan, perlu dilihat kurs USD ke IDR. Menggunakan data tanggal 17 Maret 2024, 1 BTC, yang memiliki nilai $68.263,00 kurang lebih setara dengan Rp1.067.693.140, jika merujuk pada mid-market rate USD ke IDR tanggal 17 Maret 2024 dimana 1 USD senilai Rp15.646,6

Lebih baik HODL atau trading BTC?

Keputusan ini sepenuhnya di tangan Anda, walau memang BTC cenderung bisa dipegang jangka panjang (HODL) maupun jangka pendek (trading). Perhatikan saja momentum pasar; apakah sedang lebih mendukung trading atau HODL.

Berita Terkini

Market Crypto di Indonesia

Market Crypto di Indonesia: Segala Hal yang Perlu Anda Tahu

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn